Minggu, 05 November 2023

Yuk, Kita Ajarkan kepada Anak "Hidup Damai itu Indah"

 



 Poret kebersamaan keluarga. Ilustrasi foto: kompansia.com

Hidup damai adalah idaman banyak orang. Hidup yang tanpa konflik dan tanpa permasalahan. Namun hal ini tentunya tidak akan didapatkan dengan mudah. Setiap kehidupan pasti akan terjadi konflik dan permasalahan, yang bisa hanya meminimalisir. Nah, bagaimana cara mengajarkan perdamaian pada anak? Mari kita simak:
  1. Menjadi role model yang baik, orang tua adalah model yang terdekat dengan anak. Dan anak adalah peniru ulung apapun yang dilakukan orang sekitarnya maka akan ditiru. Kita sebagai orang tua hendaknya melakukan hal-hal yang baik terutama dalam hal perdamaian. Agar anak kita dapat meneladani apa yang kita lakukan. 
  2. Selalu ramah dengan sesama manusia dan lingkungan, jika anak selama ini selalu bermain dan beraktifitas di rumah mungkin saat ini waktunya mengajak anak untuk bersosialisasi ke tetangga. Mulai dari bermain ke tetangga, mengunjungi tetangga, dan melaksanakan aktifitas bersama tetangga. Berbagai aktifitas tersebut dapat melatih anak bersosialisasi.
  3. Jaga emosi ketika ada konflik, hidup damai bukan berarti hidup tanpa konflik melainkan tetap ada konflik. Disini anak juga akan mengalami konflik baik skala besar ataupun skala kecil. Hal yang paling penting adalah bagaimana anak belajar mengatasi konflik tersebut. Anak mulai menganalisa emosinya dan jika sudah bisa anak akan belajar mengendalikan emosinya. Jika anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi orang tua dapat membantunya. Dengan cara menjelaskan kepada anak tentang emosi apa yang sedang dirasakan dan membantu ajarkan si kecil untuk tetap tenang, kemudian perhatikan situasi sekitar, ajak mereka merenungkan tindakannya, dan bantu ia menemukan solusi yang sesuai.
  4. Mengajari 3 kata ajaib, Salah satu kunci penting dalam menjalani hidup damai adalah mampu menghargai dan menghormati orang lain. Mungkin terdengar berat, tetapi sebetulnya anak dapat mempelajarinya secara sederhana dengan mengenali tiga kata “ajaib”, yaitu “terima kasih”, “maaf”, dan “tolong”. Orang tua bisa mengajarkan untuk mengucapkan kata “terima kasih” setelah ia mendapatkan perlakuan baik dari orang lain; kata “maaf” jika ia berbuat salah; dan kata “tolong” ketika ia hendak meminta bantuan orang lain. Cara terbaik untuk mengajarkan ketiga kata tersebut adalah dengan memberikan contoh langsung. 
  5. Mengajarkan anak untuk tidak merasa dirinya paling kuat, jika seseorang merasa dirinya paling kuat maka ia akan sombong dan mudah menindas. Maka alangkah baiknya jika kita tidak mengajarkan anak untuk merasa paling kuat. Kita cukup mengajarkan anak untuk percaya diri dan bersyukur atas dirinya. Tidak menjadikan dirinya sombong dan merasa paling kuat.

Setelah menerapkan lima cara tersebut diharapkan anak mampu cinta damai baik di lingkungan keluarga ataupun lingkungan yang lain.



Tidak ada komentar: