Kamis, 18 Mei 2023

Implementasi Nilai Religius sebagai Pengamalan Sila Pertama dalam Keluarga

Ilustrasi Foto:  Keluarga umat hindu beribadah merayakan hari suci galungan, travel.kompas.com

Nilai religius perlu ditanamkan dalam keluarga agar setiap anggota keluarga memiliki kepercayaan sesuai dengan agama masing-masing. Karena dengan memiliki kepercayaan seseorang akan memiliki arah dan tujuan hidup serta memiliki pondasi yang kokoh dalam menjalankan kehidupan. Selain itu seseorang menjadi punya rasa toleransi terhadap agama lain dan tidak memaksakan agama kepada orang lain.
Nilai religius perlu dikenalkan sejak anak usia dini sebagai upaya pembentukan generasi yang kokoh secara spiritual. Nilai religius ini yang akan menjadi nilai fundamental dari dimensi kehidupan manusia. Sungguh menyedihkan anak yang kurang nilai religiusnya. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang hanya memikirkan keinginannya, mementingkan egoisme semata, membenarkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya semata tanpa memikirkan aturan agama dan orang lain.
Agama  pada anak usia dini merupakan suatu keyakinan yang dimiliki anak melalui perpaduan antara potensi bawaan sejak lahir dan pengaruh lingkungan. Dari nilai agama akan terbentuk perilaku keagamaan. Perilaku keagamaan adalah suatu pola keyakinan yang ditunjukkan seseorang pada kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang baik jasmani, rohani, emosional, dan religi. Perilaku keagamaan tersebut ditunjukkan melalui kegiatan ibadah sehari-hari, berdoa, dan membaca kitab suci.
Perkembangan nilai religiusitas pada anak usia dini sangat dipengaruh oleh sikap orang tua sejak anak dilahirkan. Berikut yang dapat menentukan perkembangan nilai religius pada anak:
  • Konsisten dalam mendidik anak
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau memperbolehkan tingkah laku terhadap anak. Satu perbuatan anak yang dilarang oleh orang tuua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan kembali pada lain waktu.
  • Sikap orang tua dalam keluarga
Sikap orang tua terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan nilai religius anak karena anak gemar meniru. Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orang tua yaitu sikap kasih religi, keterbukaan, musyawarah, konsisten, serta memberikan teladan yang baik.
  • Penghayatan dan pengalaman agama yang dianut
Orang tua merupakan teladan bagi anak, orang tua harus mampu menjadi contoh dan memberikan contoh dalam pengamalan agama. Orang tua yang menciptakan iklim religius dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama pada anak, maka anak akan mengalami perkembangan nilai agama yang baik. 
Anak usia dini merupakan anak yang memiliki kecenderungan mengamati dan meniru apa saja yang dilakukan orang tua, keluarga, teman, dan lingkungannya. Sejatinya anak memiliki segudang potensi religius. Hanya saja potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal jika stimulasi yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak. Berbicara masalah religiusitas tentu membicarakan tentang kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh manusia sebagai pandangan hidupnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan manusia terdapat norma-norma atau aturan dan undang-undang yang sifatnya mengikat dan mengatur manusia itu sendiri supaya ia tidak terombang ambing dalam menjalan kehidupan sehari-hari. Disamping itu terdapat norma yang mengatur hubungan masyarakat atau dan norma yang mengatur antara manusia dengan Tuhan. Kedua norma tersebut hendaknya berjalan dengan seimbang. Untuk mewujudkan keseimbangan dua norma tersebut dibutuhkan sinergitas antara orang tua, keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Dengan berjalannya keseimbangan tersebut harapannya akan terlahir generasi yang cerdas intelektual, moral, dan spiritual.

Minggu, 14 Mei 2023

Mengenal Demokrasi Dalam Keluarga


Ilustrasi gambar: pinterest.com

Istilah demokrasi tidak hanya berada dalam persoalan politik dan kekerasab suatu negara. Melainkan demokrasi menjadi hak dan milik setiap orang yang hidup dalam negara demokrasi. Konsep demokrasi dapat diterapkan dalam keluarga terutama dalam hal pengambilan keputusan, pola asuh, dan komunikasi antara orang tua dengan anak. Ciri dari demokrasi dalam keluarga antara lain:

  1)     Tidak ada diskiriminasi

Demokrasi dalam keluarga dapat diwujudkan dengan tidak mendiskriminasikan anggota keluarga baik dari diskriminasi tugas, hak, ataupun bentuk diskriminasi yang lain. Maka disini juga berlaku kesetaraan gender dalam pengasuhan. Pengasuhan tidak dibebankan kepada ibu akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama ayah dan ibu.

2)   Semua anggota keluarga bebas menentukan keinginan

Rumah tangga yang demokratis memberikan kebebasan kepada anggota keluarganya untuk menentukan sikap. Seorang ayah yang demokrat tentu tidak memaksakan kehendak kepada istri dan anaknya dalam menentukan pilihan. Selain itu dapat ditandai dengan komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak.

 3)   Tidak ada kekerasan

Ciri rumah tangga yang demokrasi antara lain tidak adanya tindakan kekerasan dalam proses mendidik anak dan membina keluarga. Bukan berarti demokrasi disini adalah suatu kebebasan, jika diartikan sebagai kebebasan maka demokrasi menjadi suatu Tindakan anarkis. Sedangkan tindakan anarkis sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi. Prinsip demokrasi sesungguhnya terlihat ketika adanya saling menghargai hak dan kewajiban orang lain.

Berikut kegiatan yang dapat mencerminkan demokrasi dalam keluarga, seperti:

1)   Berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih

2)   Memahami tugas dan kewajiban masing masing

3)   Memberikan kesempatan seluruh anggota untuk memberikan saran dan kritikan

4)   Mendahulukan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi

5)   Menempatkan anggota keluarga sesuai kedudukannya

6)   Mengatasi dan memecahkan masalah dengan musyawarah

7)   Mengerjakan  tugas rumah sesuai denegan perannya dalam keluarga

8)   Saling menghargai perbedaan pendapat anggota keluarga

9)   Saling menghormati dan menyayangi

 

Rabu, 10 Mei 2023

Mengapa Harus Parenting Kebangsaan?

 

Parenting kebangsaan dibentuk berdasarkan keresahan terhadap ancaman dan tantangan yang ada di Indonesia saat ini. Seperti yang telah kita ketahui saat ini bangsa Indonesia nyaris kehilangan identitasnya. Banyak dari bangsa kita yang berkiblat pada budaya asing seperti budaya korea, budaya barat, dan budaya timur. Hal ini tentu membuat budaya asli Indonesia menjadi luntur. Jiwa-jiwa pejuang dari para pahlawan dan nenek moyang bangsa Indonesia menjadi pudar. Seperti yang telah kita ketahui banyak anak yang lebih fasih menghafalkan lagu korea dari pada lagu kebangsaan. Banyak anak yang lebih mengenal hero yang terdapat pada film daripada hafal tentang pahlawan. Maka dari itu perlu adanya formulasi yang dapat mengembalikan jiwa pejuang dari bangsa Indonesia. Parenting kebangsaan hadir sebagai penyelamat dari adanya krisis dan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia. Tujuan dari parenting kebangsaan ini untuk membentuk perisai kebangsaan, menerapkan pola asuh yang berlandaskan pada nilai pancasila, jiwa nasionalisme, dan wawasan kebangsaa, menjaga generasi penerus dari ancaman negatif globalisasi, menguatkan jati diri untuk mencintai tanah air. Mengapa harus parenting kebangsaan? Karena parenting kebangsaan merangkul seluruh kebhinekaan yang ada di Indonesia 

Senin, 08 Mei 2023

LAGU NASIONAL : IBU KITA KARTINI


Lagu Ibu Kita Kartini sering sekali kita dengarkan pada tanggal 21 April sebagai hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. 
Lagu ini di ciptakan oleh WR Supratman. lagu ini menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan dalam mempertahankan pendidikan bagi para perempuan di masa penjajahan.

Ayah bunda,....
Berikut ini lirik lagu "IBU KITA KARTINI" (untuk musiknya di bawah ya!)

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Reff:
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

***********
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Reff:
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Berikut ini musiknya


Minggu, 07 Mei 2023

RA KARTINI PEREMPUAN TANGGUH LO !

 

Cerita dongeng pahlawan Kartini sangat direkomendasikan sebagai dongeng anak sebelum tidur. 

        Ibu Kartini memiliki nama lengkap Raden Ajeng Kartini. Ia lahir di Jepara, salah satu kota di Jawa Tengah pada 21 April 1879. Perjuangan RA Kartini dalam emansipasi wanita terlihat sejak ia berusia 12 tahun. Walau pendidikan dijunjung tinggi dalam keluarganya namun saat usia tersebut ayah Kartini melarangnya untuk melanjutkan sekolah.

        Kartini bahkan dikenal sebagai murid yang cerdas. Ia bahkan sering berkirim surat kepada teman-temannya di Belanda. Tulisannya pernah dimuat dalam sebuah majalah bernama De hollandsche Lelie. Ia mulai tertarik dengan cara berpikir wanita Eropa yang bebas dan lebih maju ketimbang wanita pribumi. Kartini pun merasa tergerak untuk memajukan pendidikan para perempuan pribumi.

        Sayangnya ayahnya malah melarang kartini untuk melanjutkan pendidikannya. Ia diminta untuk tinggal di rumah dan dipingit mengikuti tradisi Jawa kala itu. Walaupun dipingit kartini tak lantas berdiam diri. Untuk mengisi waktunya ia lebih sering berkirim surat. Kebanyakan isi surat kartini berupa buah pemikirannya tentang kesulitan wanita pribumi untuk maju karena terhalang tradisi.Ia mengkritisi tradisi dipingit yang mana mengekang kebebasan perempuan. Ia menuntut kesetaraan baik dalam kehidupan maupun dimata hukum.

        Semakin dewasa pemikiran Kartini akan emansipasi wanita semakin kuat. Ia pun mulai memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan sekolah ke Jakarta maupun Belanda.

        Buah pemikirannya kini bisa pula dibaca dalam bentuk buku. Salah satu bukunya yang paling terkenal adalah “Habis Gelap Terbitlah Terang”.


Ayah dan Bunda, Kisah hidup Kartini bisa dijadikan dongeng anak yang mampu memberikan banyak pesan moral pada buah hati. Dari dongeng anak Indonesia ini buah hati bisa memahami bahwa pendidikan amatlah penting dimiliki oleh siapa saja, dari kalangan manapun tanpa dibatasi gender. Dari kisah hidupnya ada pesan yang disampaikan Kartini kepada wanita Indonesia.

Wanita tidak boleh dipandang rendah dan berhak diperlakukan sama dengan para laki-laki. Ia berhak mendapatkan pendidikan dan kebebasan atas pilihan dan hidupnya.

Setiap orang juga berhak untuk bermimpi dan meraih cita-citanya termasuk para perempuan. Bila tidak ada mimpi bagaimana kehidupanmu kelak?

Seorang wanita juga perlu mendidik budi pekertinya karena yang bisa menjatuhkan Anda bisa saja dari sikap Anda sendiri

Jangan mudah mengeluh dalam hidup tapi berjuanglah untuk merubahnya agar kebahagian bisa datang kepada Anda


Kepribadian Kartini yang Patut Dicontoh

Selain itu ada beberapa kepribadian RA Kartini yang bisa jadi contoh untuk wanita masa kini. Sosok Kartini dikenal memiliki kepribadian sebagai berikut:

1. Berani

Kartini berani mendongkrak aturan tradisi yang sudah kental tertanam di benak masyarakat saat itu. Bukanlah hal yang mudah mengubah mindset seseorang apalagi bila ia tergolong pribadi yang konservatif

2. Rela Berkorban

Berasal dari keluarga ningrat yang berkecukupan tentu RA Kartini bisa lepas tangan begitu saja atas masalah hak wanita pribumi. Walaupun begitu RA Kartini mengabdikan dirinya berjuang untuk pendidikan wanita bahkan saat ia sudah berstatus sebagai istri.

3. Optimis

Kartini selain cerdas juga dikenal sebagai sosok yang selalu optimis. Meski tulisannya pernah ditolak karena tidak sesuai dengan tradisi namun ia pantang untuk menyerah. Ia selalu aktif menyuarakan hak-hak wanita.

Cerita dongeng ibu Kartini juga pernah diangkat dalam sebuah film. Kisah hidupnya dibahas pula dalam buku pelajaran dan dikenang dalam lagu “Ibu Kita Kartini”. Ayah dan Bunda bisa akses lagu Ibu Kita Kartini di https://parentingkebangsaankotajogja.blogspot.com/search/label/Wawasan%20Kebangsaan


Rabu, 03 Mei 2023

Ternyata Menanamkan Wawasan Kebangsaan untuk Anak Usia Dini Penting Lo!

 

Pentingnya Menanamkan Wawasan Kebangsaan untuk Anak Usia Dini



Saat ini banyak generasi muda sedang mengalami dekandensi moral dan krisis jiwa nasionalisme. Banyak generasi muda yang tidak mengenal pahlawan Indonesia, tidak hafal lagu nasional, tidak mengerti sejarah kebangsaan, dan kurang menjaga kesatuan bangsa. Maka perlu adanya penanaman wawasan kebangsaan agar anak memiliki jiwa nasionalisme sejak dini. Penanaman wawasan kebangsaan ini dapat dilakukan melalui keluarga. Orang tua menjadi pemegang peran utama dalam penanaman wawasan kebangsaan pada anak.

Banyak sekali hal yang dapat dilakukan untuk menanamkan wawasan kebangsaan kepada anak. Orang tua dapat membacakan dongeng atau cerita kepahlawanan pada anak atau cerita yang berkaitan dengan sejarah Indonesia. Cerita dapat dikemas dengan menggunakan bahasa yang menarik dan mudah dipahami anak. Orang tua juga dapat mengajak anak untuk menyanyikan lagu-lagu nasional dan lagu daerah. Anak akan merasa senang dan bahagia jika terbiasa menyanyikan lagu-lagu tersebut. Selain bahagia, jika anak terbiasa menyanyikan lagu daerah dan lagu nasional anak akan terhindar dari lagu-lagu dewasa yang berkonotasi kurang baik. Atau dengan menerapkan nilai-nilai  Pancasila dalam keluarga. Mulai dari nilai religius, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Wawasan kebangsaan perlu dikuasai oleh setiap bangsa Indonesia. Karena wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin kehidupan bangsa. Konsep kebangsaan sendiri merupakan hal yang paling mendasar bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana telah disebutkan dalam Alenia IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep kebangsaan tersebut yang membedakan antara negara Indonesia dengan negara yang lainnya. Wawasan bangsa Indonesia menolak diskriminasi ras, suku, keturunan, warna kulit, agama, ataupun status sosial. Wawasan kebangsaan juga bertujuan untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Orang tua dapat memulainya dengan menanamkan wawasan kebangsaan sejak anak usia dini. Karena bangsa yang kuat bermula dari keluarga yang hebat.


Selasa, 02 Mei 2023

LAGU DAERAH : CAPING GUNUNG

 CAPING GUNUNG (Lagu dari Daerah Istimewa Yogyakarta)


        Lagu yag berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Lagu langgam Jawa yang diciptakan oleh Gesang Martohartono. Lagu ini sangat populer oleh masyarakat Jawa, apalagi setelah dibawakan oleh Waljinah.
        Lagu ini memiliki makna tersirat yang menggambarkan warga desa yang ikut berjuang dalam kemerdekaan, tapi kini terlupakan begitu saja.
Berikut ini lirik lagunya:

Dhek jaman berjuang,
Njur kelingan anak lanang,

Mbiyen tak openi,
Ning saiki ana ngendi…
Jarena wis menang,
Keturutan sing digadhang,

Mbiyen ninggal janji,
Ning saiki apa lali…

Ning gunung tak cadhongi sega jagung,
Yen mendhung tak silihi caping gunung,
Sokur bisa nyawang,
Gunung ndesa dadi reja,
Dene ora ilang nggone padha lara lapa…

Bunda-bunda bisa mengajak anak-anak bernyanyi sambil berjalan-jalan di pinggir sawah atau gunung..