Minggu, 28 April 2024

PENTING!!! Kita Wajib Mengenalkan Perbedaan Jenis Kelamin pada Anak Usia Dini

 

Perbedaan jenis kelamin pada anak usia dini. Ilustrasi foto: disdikpora.bulelengkab.go.id

Masa usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk anak mengenal diri sendiri. Termasuk masa yang tepat untuk mengenal jenis kelamin sendiri. Mungkin tanpa kita sadari anak sudah belajar dengan sendirinya tentang mengenal jenis kelamin. Anak belajar melalui lingkungan yang ada di sekitarnya. Mengenal jenis kelamin ini merupakan awal mula anak mengenal konsep gender. Jenis kelamin manusia telah ditentukan sejak lahir. Jenis kelamin ini mengacu kepada aspek biologis manusia antara satu jenis dengan jenis lainnya. Aspek biologis terdiri dari kromosom dan gen, kadar dan fungsi hormon, serta susunan sistem reproduksi. Konsep ini akan dipahami anak dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun kita sebagai orang tua harus memastikan apakah anak telah memahami hal tersebut di usia 38 bulan. Dengan mengetahui jenis kelamin maka anak akan mengetahui hal apa saja yang boleh dan tidak  boleh dilakukan sesuai dengan jenis kelamin anak. Selain itu anak akan melindungi dirinya dari berbagai bentuk pelecehan seksual, diantaranya:
  1. Dia tidak akan melihat bagian tubuh tertentu dari masing-masing jenis kelamin
  2. Tidak akan menyentuh tubuh orang lain tanpa izin
  3. Tidak akan mengatakan atau mendengarkan suatu hal yang terkait perilaku seksual
  4. Akan menolak jika ada seseorang lawan jenis yang tiba-tiba menyentuhnya atau mengajaknya berhubungan
Pada usia 38 bulan ini anak juga perlu diajarkan untuk tidak telanjang dihadapan orang lain, kita juga dapat mengajarkan bagaimana berpakaian yang sopan. Menjelaskan jika bertanya mengapa ayah punya kumis sedangkan ibu tidak, mengapa ibu melahirkan sedangkan ayah tidak, dan pertanyaan lainnya yang menyangkut tentang jenis kelamin. Ayah dan ibu juga perlu mengenalkan jika laki-laki memiliki penis dan jika perempuan memiliki vagina. Saat ini biasa kita mengenalkan anggota tubuh namun justru lupa mengenalkan bagian kelamin pada anak. Terkadang kita merasa malu dan tabu mengajarkan anak sebutan alat kelamin karena takut anak akan menyebutkan hal itu di depan orang lain. Lalu kita menggunakan kiasan lain untuk anak. Hal ini justru dinilai tidak tepat karena bisa saja saat anak melihat kiasan itu di lingkungan yang ia pikirkan justru alat kelamin. Ayah ibu bisa mengajarkan alat kelamin, bagaimana cara menjaga kesehatannya, bagaimana cara membersihkannya, dan bagaimana cara menjaga keamanan serta keselamatannya.

Kamis, 18 April 2024

LAGU NASIONAL : BAGIMU NEGERI

 


Sudahkah Ayah Bunda melihat Video Lagu Bagimu Negeri diatas ?

Musik nya sangat Indah ya AyBun? dan sangat pelan-pelan sekali bisa mengajarkan anak-anak lebih fokus dengan lagunya serta anak juga bisa belajar membaca liriknya.

Berikut ini ada liriknya yang bisa diajarkan kepada anak-anak AyBund :)

Padamu Negeri Kami Berjanji

Padamu Negeri Kami Berbakti

Padamu Negeri Kami Mengabdi

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Bagus yaa... Next kita akan bernyanyi apalagi yaaaa... 

Rabu, 17 April 2024

Mengajarkan Anak Tentang Lampu Lalu Lintas dan Fungsinya ternyata ada Kaitannya dengan Wawasan Kebangsaan dan Nilai Pancasila Loh!

 

Gambar lampu lalu lintas. Ilustrasi foto: seva id

Ayah, Bunda. Saat anak berusia 37 bulan anak sudah dapat mengenal warna, mengenal fungsi benda, dan mengenal anak mampu memahami suatu simbol. Misalnya simbol dari warna lampu lalu lintas. Sederhana, namun terkadang kita lupa untuk mengajarkannya. Kita sering mengajak buah hati kita untuk berkelana atau berkendara di jalan raya namun kita mengabaikan hal-hal yang ada di sekitar. Anak yang aktif bertanya mungkin akan menanyakan apa itu sambil menunjuk lampu lalu lintas. Atau akan menanyakan mengapa kita berhenti saat di persimpangan. Sedangkan anak yang cenderung diam, hanya akan mengungkapkan itu dalam hati atau sebagian tidak mempertanyakan itu. 

Mengenalkan lampu lalu lintas serta fungsinya merupakan aktifitas yang mudah dilakukan dan memiliki manfaat yang banyak. Manfaatnya secara tidak langsung berkaitan dengan wawasan kebangsaan serta nilai Pancasila. Manfaat mengenalkan lampu lalu lintas yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan seperti:
  1. Menanamkan jiwa sigap terhadap keselamatan masyarakat: Lampu lalu lintas mengatur pengendara saat berada di jalan raya. Sistem dalam lampu lalu lintas dirancang untuk menjaga keselamatan semua pengguna jalan baik pejalan kaki, pengguna motor, mobil, atau kendaraan lainnya. Dengan memahami lampu lalu lintas dan fungsinya anak akan belajar bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Hal ini menggambarkan gotong royong, kerja sama dalam membangun bangsa.
  2. Menanamkan jiwa patuh atuaran pada anak: Lampu lalu lintas memiliki warna-warna yang menunjukkan instuksi bagi pengguna jalan. Jika pengguna tidak mematuhi maka akan mengganggu keselamatan. Hal ini menciptakan kesadaran patuh aturan dan membentuk warga negara patuh hukum.
  3. Menanamkan keteraturan dan disiplin: Mengikuti sebuah aturan membuat anak menjadi teratur. Dari mengantri lampu lalu lintas anak akan belajar menghargai proses dan sabar mengantri. Hal ini merupakan prinsip yang penting untuk membuat bangsa menjadi lebih maju.
  4. Kesadaran Sosial: Interaksi di jalan raya membuat anak belajar tentang keragaman masyarakat. Anak akan belajar berbagai keragaman budaya, sosial, dan ekonomi akan saling menghormati dan menjaga keamanan. Hal ini memperkuat kerjasama daam kehidupan berbangsa dan keragaman akan dianggap sebagai kekayaan. 
Selain berkaitan dengan wawasan kebangsaan mengajarkan lampu lalu lintas ini juga dapat menanamkan Nilai Pancasila secara tidak langsung. Berikut kaitan mengajarkan lampu lalu lintas pada anak dengan penanaman Nilai Pancasila: 
  1. Keadilan (Keadilan Sosial): Pemahaman tentang aturan lampu lalu lintas membantu anak-anak memahami konsep keadilan. Mereka belajar bahwa setiap orang harus memiliki hak yang sama di jalan raya, dan setiap orang harus mentaati aturan yang sama. Hal ini sejalan dengan nilai Pancasila tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  2. Kesatuan (Kesatuan Indonesia): Ketika anak-anak belajar untuk berbagi jalan dengan orang lain dan menghormati hak mereka, mereka membangun kesadaran akan pentingnya kesatuan dalam kehidupan berkomunitas. Kesadaran ini merupakan aspek penting dari nilai Pancasila tentang kesatuan Indonesia, di mana keberagaman budaya, suku, dan agama disatukan oleh semangat persatuan.
  3. Demokrasi (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan): Meskipun anak-anak pada usia dini tidak terlibat dalam proses demokrasi secara langsung, pemahaman tentang aturan lalu lintas membantu mereka menghargai pentingnya peraturan yang diterapkan melalui proses demokratis. Mereka belajar bahwa aturan tersebut ada untuk kepentingan bersama dan dibuat dengan pertimbangan yang cermat. Hal ini sejalan dengan nilai Pancasila tentang demokrasi yang berlandaskan musyawarah dan mufakat.
  4. Kemanusiaan (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Mengajarkan anak-anak untuk menghormati aturan lalu lintas juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Mereka belajar bahwa menghormati aturan dan hak orang lain adalah bagian dari perilaku yang beradab dan menghargai martabat manusia. Hal ini sesuai dengan nilai Pancasila tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. 
Jadi, melalui pengajaran lampu lalu lintas pada anak usia dini, nilai-nilai Pentingnya aturan, keadilan, kesatuan, demokrasi, dan kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dapat ditanamkan dengan lebih efektif, yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Rabu, 03 April 2024

Bermain Bersama Teman Membangun Rasa Persatuan dan Mengembangkan Sosial Emosional Anak


Gambaran anak bermain bersama teman. Ilustrasi foto: mmc.kalteng.go.id

Ayah, Ibu saat anak sudah memasuki usia 34 bulan ia akan mula mengenal teman-temannya dan ia akan mulai turun bermain dengan teman seusianya kadang di usia bawah atau atasnya. Bermain ini mulai dari bermain menggunakan alat permainan atau bahkan bermain imajinasi tanpa alat permainan. Mungkin saat-saat ini kita akan merasa bahwa kita tidak lagi menjadi sosok yang anak cari ketika bangun tidur. Namun tidak apa-apa, karena ini merupakan proses bagi anak untuk bertumbuh dan berkembang.  Bermain bersama teman memiliki banyak manfaat positif bagi perkembangan anak, termasuk membangun rasa persatuan dan mengembangkan keterampilan sosial-emosional. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bermain bersama teman penting dalam pembentukan karakter anak:

  • Pembangunan Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan teman sebaya membantu anak memahami norma sosial, seperti berbagi, berempati, dan bekerja sama. Ini membantu mereka belajar mengenali dan menghormati perasaan orang lain.
  • Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Bermain bersama teman memungkinkan anak untuk berlatih berbicara, mendengarkan, dan mengekspresikan diri mereka dengan cara yang sesuai dan efektif. Ini membantu mereka menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
  • Pembelajaran Sosial: Melalui bermain, anak-anak belajar mengatasi konflik, menegosiasikan, dan memahami cara berinteraksi dengan orang lain secara positif. Mereka belajar memahami bahwa setiap orang memiliki perasaan dan perspektif yang berbeda.
  • Mengembangkan Empati: Bermain bersama teman membantu anak memahami perasaan orang lain dan melihat dunia dari perspektif mereka. Ini memperkuat kemampuan anak untuk merasakan empati dan membantu teman mereka dalam waktu sulit.
  • Menguji Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan teman sebaya memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba dan menguji keterampilan sosial mereka dalam situasi nyata. Mereka dapat melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta belajar dari pengalaman tersebut.
  • Pembentukan Identitas: Melalui interaksi dengan teman sebaya, anak-anak dapat menemukan minat, bakat, dan nilai-nilai yang mereka bagi bersama, yang membantu mereka membangun identitas mereka sendiri.
  • Memperluas Dunia Sosial: Bermain bersama teman membuka anak-anak kepada berbagai budaya, latar belakang, dan pandangan dunia yang berbeda. Ini membantu mereka mengembangkan toleransi, pemahaman, dan penghargaan terhadap keragaman.
  • Meningkatkan Keterampilan Problem Solving: Bermain dengan teman seringkali melibatkan situasi di mana anak-anak harus mencari solusi bersama untuk masalah yang muncul, seperti berbagi mainan atau memecahkan konflik. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang penting untuk kehidupan sehari-hari.

Dengan bermain bersama teman, anak-anak tidak hanya mendapatkan kesenangan dan kegembiraan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka di masa depan. Bermain disini anak bebas dengan siapa saja tidak harus sesuai dengan teman pilihan orang tua. Dari sini anak akan belajar menghargai berbagai macam perbedaan. Dan dari situlah ia akan belajar persatuan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung dan mendorong interaksi sosial anak dengan teman sebayanya.