Kamis, 02 Mei 2024

Yuk Kita Ajarkan Anak Menyebutkan Fungsi Benda di Sekitarnya

Anak bersama ibunya. Ilustrasi foto: nakita.grid.id

Di dalam dunia yang dipenuhi dengan warna-warni dan keajaiban, anak-anak adalah penjelajah alami yang penuh dengan keingintahuan. Setiap benda yang mereka temui adalah petualangan baru, tetapi bagaimana mereka menyebutnya? Apakah mereka melihat hanya sekadar objek, ataukah mereka memahami fungsi dan tujuan di balik setiap bentuk dan ukuran?

Mengajarkan anak-anak untuk menyebut benda sesuai fungsinya adalah lebih dari sekadar mengajari kosakata. Ini adalah pintu masuk mereka menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar mereka. Ketika mereka belajar bahwa pisau digunakan untuk memotong, sendok untuk mengaduk, dan buku untuk membaca, mereka tidak hanya mengasah kemampuan berbahasa mereka, tetapi juga membuka pintu menuju pemahaman konsep yang lebih dalam. Mungkin terdenga sederhana, namun pentingnya mengajarkan anak untuk menggunakan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan benda di sekitar tidak bisa diabaikan. Dalam hal ini yang dibangun tidak hanya penambahan kosa kata tapi juga tentang membangun pemahaman konsep menddasar dan memperkuat koneksi antar bahasa dan pengalaman sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri pentingnya mengajarkan anak-anak untuk menggunakan bahasa fungsional, serta bagaimana langkah sederhana ini dapat membuka jendela yang luas bagi eksplorasi, pemahaman, dan koneksi mereka dengan dunia di sekitar. Dengan kemampuan mendeskripsikan benda mulai dari menyebutkan nama benda dan fungsinya manfaat yang didapatkan anak meliputi:

  • Memiliki rentang perhatian yang baik Saat anak mendeskripsikan benda maka ia akan memperhatikan benda tersebut dan mengingat pengalaman apa yang pernah ia dapatkan saat orang lain menggunakan benda tersebut. Maka dengan mendiskripsikan benda anak akan terlatih memiliki rentang perhatian yang baik.
  • Memiliki fokus yang baik Setelah anak memiliki rentang perhatian yang baik maka anak akan memiliki fokus yang baik. Ketika ia memperhatikan secara otomatis akan memberikan fokus terhadap benda yang diperhatikan. Dengan ini anak akan berlatih fokus terhadap sesuatu.
  • Menunjukkan kemampuan berpikir logis Kemampuan anak dalam mendeskripsikan fungsi benda tentu melibatkan kemampuan berpikir logis dan bernalar kritis. Maka menyebutkan fungsi benda ini menstimulasi nalar kritis dan kemampuan berpikir logis anak usia dini.
Cara melatih anak agar mampu menyebutkan benda dan fungsinya bisa dengan cara berikut:
  • Sering mengajak anak komunikasi seperti melontarkan pertanyaan
  • Menjawab setiap pertanyaan buah hati
  • Meminta anak untuk menyebutkan benda yang ia lihat
  • Mengajak anak menebak nama benda
  • mengajak anak bermain di luar


Minggu, 28 April 2024

PENTING!!! Kita Wajib Mengenalkan Perbedaan Jenis Kelamin pada Anak Usia Dini

 

Perbedaan jenis kelamin pada anak usia dini. Ilustrasi foto: disdikpora.bulelengkab.go.id

Masa usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk anak mengenal diri sendiri. Termasuk masa yang tepat untuk mengenal jenis kelamin sendiri. Mungkin tanpa kita sadari anak sudah belajar dengan sendirinya tentang mengenal jenis kelamin. Anak belajar melalui lingkungan yang ada di sekitarnya. Mengenal jenis kelamin ini merupakan awal mula anak mengenal konsep gender. Jenis kelamin manusia telah ditentukan sejak lahir. Jenis kelamin ini mengacu kepada aspek biologis manusia antara satu jenis dengan jenis lainnya. Aspek biologis terdiri dari kromosom dan gen, kadar dan fungsi hormon, serta susunan sistem reproduksi. Konsep ini akan dipahami anak dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun kita sebagai orang tua harus memastikan apakah anak telah memahami hal tersebut di usia 38 bulan. Dengan mengetahui jenis kelamin maka anak akan mengetahui hal apa saja yang boleh dan tidak  boleh dilakukan sesuai dengan jenis kelamin anak. Selain itu anak akan melindungi dirinya dari berbagai bentuk pelecehan seksual, diantaranya:
  1. Dia tidak akan melihat bagian tubuh tertentu dari masing-masing jenis kelamin
  2. Tidak akan menyentuh tubuh orang lain tanpa izin
  3. Tidak akan mengatakan atau mendengarkan suatu hal yang terkait perilaku seksual
  4. Akan menolak jika ada seseorang lawan jenis yang tiba-tiba menyentuhnya atau mengajaknya berhubungan
Pada usia 38 bulan ini anak juga perlu diajarkan untuk tidak telanjang dihadapan orang lain, kita juga dapat mengajarkan bagaimana berpakaian yang sopan. Menjelaskan jika bertanya mengapa ayah punya kumis sedangkan ibu tidak, mengapa ibu melahirkan sedangkan ayah tidak, dan pertanyaan lainnya yang menyangkut tentang jenis kelamin. Ayah dan ibu juga perlu mengenalkan jika laki-laki memiliki penis dan jika perempuan memiliki vagina. Saat ini biasa kita mengenalkan anggota tubuh namun justru lupa mengenalkan bagian kelamin pada anak. Terkadang kita merasa malu dan tabu mengajarkan anak sebutan alat kelamin karena takut anak akan menyebutkan hal itu di depan orang lain. Lalu kita menggunakan kiasan lain untuk anak. Hal ini justru dinilai tidak tepat karena bisa saja saat anak melihat kiasan itu di lingkungan yang ia pikirkan justru alat kelamin. Ayah ibu bisa mengajarkan alat kelamin, bagaimana cara menjaga kesehatannya, bagaimana cara membersihkannya, dan bagaimana cara menjaga keamanan serta keselamatannya.

Kamis, 18 April 2024

LAGU NASIONAL : BAGIMU NEGERI

 


Sudahkah Ayah Bunda melihat Video Lagu Bagimu Negeri diatas ?

Musik nya sangat Indah ya AyBun? dan sangat pelan-pelan sekali bisa mengajarkan anak-anak lebih fokus dengan lagunya serta anak juga bisa belajar membaca liriknya.

Berikut ini ada liriknya yang bisa diajarkan kepada anak-anak AyBund :)

Padamu Negeri Kami Berjanji

Padamu Negeri Kami Berbakti

Padamu Negeri Kami Mengabdi

Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Bagus yaa... Next kita akan bernyanyi apalagi yaaaa... 

Rabu, 17 April 2024

Mengajarkan Anak Tentang Lampu Lalu Lintas dan Fungsinya ternyata ada Kaitannya dengan Wawasan Kebangsaan dan Nilai Pancasila Loh!

 

Gambar lampu lalu lintas. Ilustrasi foto: seva id

Ayah, Bunda. Saat anak berusia 37 bulan anak sudah dapat mengenal warna, mengenal fungsi benda, dan mengenal anak mampu memahami suatu simbol. Misalnya simbol dari warna lampu lalu lintas. Sederhana, namun terkadang kita lupa untuk mengajarkannya. Kita sering mengajak buah hati kita untuk berkelana atau berkendara di jalan raya namun kita mengabaikan hal-hal yang ada di sekitar. Anak yang aktif bertanya mungkin akan menanyakan apa itu sambil menunjuk lampu lalu lintas. Atau akan menanyakan mengapa kita berhenti saat di persimpangan. Sedangkan anak yang cenderung diam, hanya akan mengungkapkan itu dalam hati atau sebagian tidak mempertanyakan itu. 

Mengenalkan lampu lalu lintas serta fungsinya merupakan aktifitas yang mudah dilakukan dan memiliki manfaat yang banyak. Manfaatnya secara tidak langsung berkaitan dengan wawasan kebangsaan serta nilai Pancasila. Manfaat mengenalkan lampu lalu lintas yang berkaitan dengan wawasan kebangsaan seperti:
  1. Menanamkan jiwa sigap terhadap keselamatan masyarakat: Lampu lalu lintas mengatur pengendara saat berada di jalan raya. Sistem dalam lampu lalu lintas dirancang untuk menjaga keselamatan semua pengguna jalan baik pejalan kaki, pengguna motor, mobil, atau kendaraan lainnya. Dengan memahami lampu lalu lintas dan fungsinya anak akan belajar bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Hal ini menggambarkan gotong royong, kerja sama dalam membangun bangsa.
  2. Menanamkan jiwa patuh atuaran pada anak: Lampu lalu lintas memiliki warna-warna yang menunjukkan instuksi bagi pengguna jalan. Jika pengguna tidak mematuhi maka akan mengganggu keselamatan. Hal ini menciptakan kesadaran patuh aturan dan membentuk warga negara patuh hukum.
  3. Menanamkan keteraturan dan disiplin: Mengikuti sebuah aturan membuat anak menjadi teratur. Dari mengantri lampu lalu lintas anak akan belajar menghargai proses dan sabar mengantri. Hal ini merupakan prinsip yang penting untuk membuat bangsa menjadi lebih maju.
  4. Kesadaran Sosial: Interaksi di jalan raya membuat anak belajar tentang keragaman masyarakat. Anak akan belajar berbagai keragaman budaya, sosial, dan ekonomi akan saling menghormati dan menjaga keamanan. Hal ini memperkuat kerjasama daam kehidupan berbangsa dan keragaman akan dianggap sebagai kekayaan. 
Selain berkaitan dengan wawasan kebangsaan mengajarkan lampu lalu lintas ini juga dapat menanamkan Nilai Pancasila secara tidak langsung. Berikut kaitan mengajarkan lampu lalu lintas pada anak dengan penanaman Nilai Pancasila: 
  1. Keadilan (Keadilan Sosial): Pemahaman tentang aturan lampu lalu lintas membantu anak-anak memahami konsep keadilan. Mereka belajar bahwa setiap orang harus memiliki hak yang sama di jalan raya, dan setiap orang harus mentaati aturan yang sama. Hal ini sejalan dengan nilai Pancasila tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  2. Kesatuan (Kesatuan Indonesia): Ketika anak-anak belajar untuk berbagi jalan dengan orang lain dan menghormati hak mereka, mereka membangun kesadaran akan pentingnya kesatuan dalam kehidupan berkomunitas. Kesadaran ini merupakan aspek penting dari nilai Pancasila tentang kesatuan Indonesia, di mana keberagaman budaya, suku, dan agama disatukan oleh semangat persatuan.
  3. Demokrasi (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan): Meskipun anak-anak pada usia dini tidak terlibat dalam proses demokrasi secara langsung, pemahaman tentang aturan lalu lintas membantu mereka menghargai pentingnya peraturan yang diterapkan melalui proses demokratis. Mereka belajar bahwa aturan tersebut ada untuk kepentingan bersama dan dibuat dengan pertimbangan yang cermat. Hal ini sejalan dengan nilai Pancasila tentang demokrasi yang berlandaskan musyawarah dan mufakat.
  4. Kemanusiaan (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Mengajarkan anak-anak untuk menghormati aturan lalu lintas juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan. Mereka belajar bahwa menghormati aturan dan hak orang lain adalah bagian dari perilaku yang beradab dan menghargai martabat manusia. Hal ini sesuai dengan nilai Pancasila tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. 
Jadi, melalui pengajaran lampu lalu lintas pada anak usia dini, nilai-nilai Pentingnya aturan, keadilan, kesatuan, demokrasi, dan kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dapat ditanamkan dengan lebih efektif, yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Rabu, 03 April 2024

Bermain Bersama Teman Membangun Rasa Persatuan dan Mengembangkan Sosial Emosional Anak


Gambaran anak bermain bersama teman. Ilustrasi foto: mmc.kalteng.go.id

Ayah, Ibu saat anak sudah memasuki usia 34 bulan ia akan mula mengenal teman-temannya dan ia akan mulai turun bermain dengan teman seusianya kadang di usia bawah atau atasnya. Bermain ini mulai dari bermain menggunakan alat permainan atau bahkan bermain imajinasi tanpa alat permainan. Mungkin saat-saat ini kita akan merasa bahwa kita tidak lagi menjadi sosok yang anak cari ketika bangun tidur. Namun tidak apa-apa, karena ini merupakan proses bagi anak untuk bertumbuh dan berkembang.  Bermain bersama teman memiliki banyak manfaat positif bagi perkembangan anak, termasuk membangun rasa persatuan dan mengembangkan keterampilan sosial-emosional. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bermain bersama teman penting dalam pembentukan karakter anak:

  • Pembangunan Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan teman sebaya membantu anak memahami norma sosial, seperti berbagi, berempati, dan bekerja sama. Ini membantu mereka belajar mengenali dan menghormati perasaan orang lain.
  • Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Bermain bersama teman memungkinkan anak untuk berlatih berbicara, mendengarkan, dan mengekspresikan diri mereka dengan cara yang sesuai dan efektif. Ini membantu mereka menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi.
  • Pembelajaran Sosial: Melalui bermain, anak-anak belajar mengatasi konflik, menegosiasikan, dan memahami cara berinteraksi dengan orang lain secara positif. Mereka belajar memahami bahwa setiap orang memiliki perasaan dan perspektif yang berbeda.
  • Mengembangkan Empati: Bermain bersama teman membantu anak memahami perasaan orang lain dan melihat dunia dari perspektif mereka. Ini memperkuat kemampuan anak untuk merasakan empati dan membantu teman mereka dalam waktu sulit.
  • Menguji Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan teman sebaya memberikan kesempatan bagi anak untuk mencoba dan menguji keterampilan sosial mereka dalam situasi nyata. Mereka dapat melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta belajar dari pengalaman tersebut.
  • Pembentukan Identitas: Melalui interaksi dengan teman sebaya, anak-anak dapat menemukan minat, bakat, dan nilai-nilai yang mereka bagi bersama, yang membantu mereka membangun identitas mereka sendiri.
  • Memperluas Dunia Sosial: Bermain bersama teman membuka anak-anak kepada berbagai budaya, latar belakang, dan pandangan dunia yang berbeda. Ini membantu mereka mengembangkan toleransi, pemahaman, dan penghargaan terhadap keragaman.
  • Meningkatkan Keterampilan Problem Solving: Bermain dengan teman seringkali melibatkan situasi di mana anak-anak harus mencari solusi bersama untuk masalah yang muncul, seperti berbagi mainan atau memecahkan konflik. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang penting untuk kehidupan sehari-hari.

Dengan bermain bersama teman, anak-anak tidak hanya mendapatkan kesenangan dan kegembiraan, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka di masa depan. Bermain disini anak bebas dengan siapa saja tidak harus sesuai dengan teman pilihan orang tua. Dari sini anak akan belajar menghargai berbagai macam perbedaan. Dan dari situlah ia akan belajar persatuan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung dan mendorong interaksi sosial anak dengan teman sebayanya.

Minggu, 31 Maret 2024

PENTING!!! Ajarkan Anak Melindungi Diri Agar Terbebas dari Penganiayaan

 


Gambar penganiayaan anak selebgram. Ilustrasi foto: travel.tribunnews.com

Ayah, Ibu saat ini sedang marak berita penganiayaan anak salah seorang selebgram yang dilakukan oleh pengasuhnya. Dari berita yang beredar terdapat beberapa motif penganiayaan. Kita sebagai orang tua tidak bisa mengendalikan apa yang diluar kehendak kita, seperti apa yang dilakukan orang lain kepada anak kita. Namun yang bisa kita lakukan adalah kontrol anak saat bersama pengasuh atau saat bersama orang lain dan ajarkan anak bagaimana melindungi diri saat terjadi hal yang janggal. Mengajarkan anak untuk melindungi diri saat dianiaya adalah langkah penting dalam membangun kepercayaan diri mereka dan memberi mereka keterampilan untuk menghadapi situasi yang mungkin mereka alami. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil:

  • Komunikasi Terbuka: Mulailah dengan membuka saluran komunikasi yang baik dengan anak-anak Anda. Ajarkan mereka bahwa mereka bisa percaya pada Anda dan berbicara tentang segala hal, termasuk hal-hal yang membuat mereka merasa tidak aman atau terancam.
  • Ajarkan Konsep Diri dan Batasan: Berbicaralah dengan anak-anak tentang pentingnya menghormati diri mereka sendiri dan menetapkan batasan pribadi. Ajarkan mereka bahwa mereka berhak untuk merasa aman dan nyaman, dan bahwa mereka memiliki hak untuk menolak perilaku yang tidak diinginkan dari orang lain.
  • Identifikasi Tanda-tanda Bahaya: Ajarkan anak-anak Anda untuk mengenali tanda-tanda bahaya dan situasi yang berpotensi berbahaya. Ini bisa termasuk tindakan fisik, verbal, atau emosional yang merugikan.
  • Latih Keterampilan Sosial: Berikan anak-anak Anda keterampilan sosial yang kuat, termasuk cara membangun hubungan yang sehat dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai
  • Role-playing: Bermain peran dengan anak-anak Anda di mana mereka bisa berpura-pura dalam situasi yang berbeda dan mempraktikkan cara untuk melindungi diri mereka sendiri. Ini bisa meliputi meminta bantuan dari orang dewasa, menggunakan kata-kata yang tepat untuk menolak perilaku yang tidak diinginkan, atau bahkan belajar teknik dasar pertahanan diri.
  • Dorong Keterampilan Pengambilan Keputusan: Ajarkan anak-anak Anda cara membuat keputusan yang baik dan aman dalam situasi yang menantang. Berbicaralah tentang pilihan yang tersedia bagi mereka dan akibat dari setiap pilihan.
  • Bicarakan tentang Bantuan: Ajarkan anak-anak Anda untuk mencari bantuan dari orang dewasa yang dipercayai jika mereka merasa dalam bahaya atau tidak aman. Pastikan mereka tahu cara menghubungi Anda atau orang lain yang bisa membantu dalam situasi darurat.
  • Evaluasi Rutin: Lakukan evaluasi rutin dengan anak-anak Anda tentang bagaimana mereka merasa dan apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Ini memungkinkan Anda untuk tetap terhubung dengan pengalaman mereka dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.
Ingatlah bahwa mengajarkan anak-anak untuk melindungi diri mereka sendiri adalah proses yang berkelanjutan. Penting untuk terus memperbarui keterampilan mereka dan memberikan dukungan serta bimbingan saat mereka tumbuh dan berkembang.

Rabu, 27 Maret 2024

Benarkah Anak Usia Dini hanya Perlu diajarkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah saja?

 


Ayah, Ibu saat ini kebanyakan dari masyarakat Indonesia mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam keseharian. Sebagian lagi mengajarkan bahasa daerah sebagai bahasa yang digunakan dalam keseharian. Namun apakah bahasa yang tepat diajarkan untuk anak usia dini? Apakah bahasa daerah? atau bahasa nasional? atau keduanya saja?

Pendekatan terhadap pengajaran bahasa pada anak usia dini dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan pendidikan di masing-masing daerah. Namun, penting bagi anak usia dini untuk diperkenalkan pada bahasa yang sesuai dengan lingkungan mereka. Bahasa daerah dan bahasa Indonesia memang penting sebagai bahasa resmi negara (di Indonesia), dan mengajarkannya kepada anak-anak merupakan bagian penting dari pendidikan mereka. Bahasa daerah memungkinkan anak untuk memahami dan mempertahankan warisan budaya mereka, sementara bahasa Indonesia penting untuk komunikasi nasional dan akses ke literatur dan media yang lebih luas.

Namun, pengajaran bahasa tidak harus terbatas pada bahasa daerah dan bahasa Indonesia saja. Terlepas dari itu, pengenalan awal pada bahasa asing seperti bahasa Inggris juga bisa bermanfaat. Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional yang digunakan secara luas di berbagai bidang, bisa memberikan manfaat komunikasi dan akses pada sumber daya global di masa depan. Selain itu, pengajaran bahasa pada anak usia dini juga harus mempertimbangkan kebutuhan individual anak serta konteks sosial dan budaya mereka. Mungkin ada bahasa minoritas lain yang penting untuk dipertimbangkan, tergantung pada lingkungan dan latar belakang budaya anak-anak tersebut. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung perkembangan bahasa anak secara holistik. Maka pengenalan bahasa asing kepada anak usia dini tetap penting dan perlu dilakukan.

Jadi Ayah, Ibu kesimpulannya karena anak usia dini berada pada fase golden age maka perlu diberikan stimulasi yang optimal. Alangkah bagusnya jika distimulasi banyak bahasa.

Kamis, 21 Maret 2024

Salahkah Jika Anak Mencoret Coret di Kertas?

 

Anak mencoret-coret tembok. Ilustrasi foto: https://theurbanmama.com

Ayah, Ibu saat anak mulai memasuki usia 33 bulan anak akan gemar mencoret-coret. Kadang ia gemar mencoret kertas, kadang mencoret tembok. Dalam setiap coretan anak berimajinasi sesuatu. Dalam pandangan kita yang tampak hanya garis lurus, namun anak kadang menganggap itu sebuah jalan raya atau kereta. Saat anak menggambar lingkaran ia mengimajinasikan kambing, jeraah, kucing, atau hal lain. Jika kita memberikan fasilitas anak untuk mencoret-coret tentu kemampuan imajinasinya. Selain itu mencoret-coret memiliki banyak manfaat penting untuk perkembangan mereka:


  • Pengembangan Keterampilan Motorik Halus: Saat anak mencoret-coret dengan pensil, crayon, atau bahan lainnya, mereka mengasah keterampilan motorik halus mereka. Ini melibatkan penggunaan tangan dan jari secara terkoordinasi, yang penting untuk menulis, menggambar, dan berbagai aktivitas lainnya di masa depan.
  • Ekspresi Kreatif: Mencoret-coret memberi anak kesempatan untuk berekspresi secara kreatif. Mereka dapat menggambarkan ide-ide mereka, menceritakan cerita, atau hanya mengekspresikan perasaan mereka melalui gambar-gambar atau coretan-coretan.
  • Stimulasi Imajinasi: Aktivitas ini merangsang imajinasi anak. Mereka dapat menciptakan dunia fantasi mereka sendiri, menggambar objek atau makhluk yang belum pernah mereka lihat, atau hanya mengungkapkan imajinasi mereka dengan cara yang unik.
  • Peningkatan Konsentrasi: Mencoret-coret membutuhkan fokus dan konsentrasi, terutama jika anak mencoba menggambar sesuatu yang spesifik atau mengerjakan proyek gambar yang lebih besar. Ini membantu melatih kemampuan mereka untuk fokus pada suatu tugas.
  • Pembelajaran Awal: Aktivitas mencoret-coret juga dapat menjadi awal yang baik untuk belajar huruf, angka, bentuk, dan warna. Anak-anak bisa belajar mengenali dan menggambar hal-hal sederhana sebelum mereka mulai belajar menulis.
  • Penguatan Ketrampilan Bahasa: Kadang-kadang, saat mencoret-coret, anak-anak juga akan mulai menulis kata-kata atau menggambarkan objek yang mereka kenal. Ini membantu memperkuat keterampilan bahasa mereka.
  • Peningkatan Kreativitas: Aktivitas ini merangsang kreativitas anak dan membantu mereka memikirkan solusi-solusi yang unik untuk masalah-masalah yang dihadapi.
  • Penguatan Percaya Diri: Ketika anak melihat hasil karya mereka dan mendapatkan pujian atau dukungan atas kreativitas mereka, ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Jadi, mencoret-coret memiliki banyak manfaat yang penting bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun kognitif. Itu sebabnya penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung dan mendorong kegiatan ini. 



Selasa, 19 Maret 2024

Menirukan Gerakan Hormat Bendera

 


         Ayah, Ibu rasa nasionalisme merupakan suatu ideologi yang berdasarkan rasa cinta terhadap tanah airnya. Rasa nasionalisme ini perlu dikenalkan sejak anak usia dini. Dalam pengenalan rasa nasionalisme ini orang tua dan keluarga memiliki peran yang sangat penting. Karena pendidikan dalam keluarga bersifat praktis bukan teoritis. Sehingga penanaman nilai nasionalisme mudah diaplikasikan dalam keluarga. Hal ini perlu dilakukan karena anak yang kelak akan menjaga tanah air ini. Penerapan nasionalisme dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah mengajarkan anak untuk hormat pada bendera. 
        Mengajarkan hormat bendera pada anak usia dini merupakan langkah penting dalam mendidik mereka tentang nilai-nilai patriotisme, rasa hormat, dan kebangsaan. Berikut adalah beberapa tips untuk mengajarkan hormat bendera pada anak usia dini:

  • Contohkan dengan teladan: Anak-anak usia dini cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, tunjukkan kepada mereka bagaimana Anda sendiri menghormati bendera, seperti berdiri tegak dengan tenang saat bendera dikibarkan.
  • Ceritakan tentang bendera: Ceritakan pada anak-anak tentang arti dan sejarah bendera. Jelaskan bahwa bendera adalah lambang negara dan bahwa menghormati bendera adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat pada negara dan bangsa.
  • Latih ritual hormat bendera: Ajari anak-anak tentang ritual menghormati bendera, seperti berdiri tegak dan diam saat bendera dikibarkan atau diturunkan. Latihlah mereka untuk menghormati bendera dengan sungguh-sungguh, meskipun dalam permainan atau latihan.
  • Pertimbangkan menggunakan media visual: Gunakan buku, video, atau materi pendidikan lainnya yang sesuai dengan usia anak untuk membantu mereka memahami konsep menghormati bendera dengan cara yang menarik dan mudah dicerna.
  • Libatkan mereka dalam upacara bendera: Jika memungkinkan, libatkan anak-anak dalam upacara bendera di sekolah atau komunitas. Ini bisa memberi mereka pengalaman langsung tentang bagaimana cara menghormati bendera dan mengapresiasi pentingnya ritual tersebut.
  • Berikan penguatan positif: Berikan pujian dan penguatan positif ketika anak-anak menunjukkan perilaku yang menghormati bendera. Ini akan membantu mereka memahami bahwa perilaku tersebut dihargai dan penting.
  • Diskusikan makna nilai-nilai: Diskusikan dengan anak-anak tentang makna nilai-nilai yang terkandung dalam menghormati bendera, seperti rasa hormat, kesetiaan, dan cinta pada tanah air. Ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya menghormati bendera.
  • Konsistens: Penting untuk konsisten dalam mengajarkan dan memperkuat perilaku menghormati bendera. Tunjukkan bahwa menghormati bendera adalah sesuatu yang penting dan tidak boleh diabaikan.

Dengan pendekatan yang konsisten dan melibatkan anak-anak dalam pemahaman dan praktik menghormati bendera, Ayah dan Ibu dapat membantu mereka mengembangkan sikap yang menghargai nilai-nilai patriotisme dan kebangsaan sejak usia dini.


Kamis, 14 Maret 2024

Menanamkan Kebiasaan Antri Pada Anak Usia Dini

 


Ayah, Ibu sering kali kita mengajak buah hati kita untuk mengunjungi tempat-tempat umum. Misalnya tempat perbelanjaan, layanan kesehatan, kantor pelayanan publik, dan tempat-tempat lainnya. Tempat yang kita kunjungi tidak selalu dalam keadaan sepi, bahkan seringkali tempat tersebut sangat ramai dan membuat kita harus mengantri. Terkadang buah hati kita merasa tidak nyaman saat mengantri dikarenakan berbagai alasan. Namun, dalam mengantri ini banyak sekali manfaat yang bisa didapat buah hati. Sekali saja kita menerobos antrian maka yang terjadi anak akan merekam kejadian tersebut dalam memori. Sehingga dalam kehidupan anak saat dewasa, anak menjadi terbiasa menerobos antrian. Sebenarnya apa saja manfaat mengantri? Berikut kita bahas:
 

Mengantri adalah tindakan atau kegiatan menunggu giliran untuk melakukan sesuatu atau mendapatkan layanan. Ini adalah praktek umum di banyak situasi, seperti di toko, restoran, bank, tempat hiburan, atau dalam antrian kendaraan di jalan. Mengantri biasanya dilakukan dengan mengatur diri sendiri secara berurutan, di mana setiap orang menunggu gilirannya dengan sabar untuk melakukan aktivitas yang diinginkan. Manfaat mengantri seperti:

  • Mengembangkan kesabaran: Mengantri mengajarkan anak untuk menunggu dengan sabar. Mereka belajar bahwa tidak semua hal dapat didapatkan secara instan, dan ini merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari.
  • Meningkatkan toleransi terhadap frustrasi: Ketika anak harus menunggu dalam antrian yang panjang atau ketika ada gangguan di antrian, mereka dapat belajar untuk menghadapi rasa frustrasi dan menemukan cara untuk tetap tenang dan terkendali.
  • Mengajarkan tentang kesopanan dan tata krama: Mengantri juga mengajarkan anak tentang tata krama sosial. Mereka belajar untuk menghormati orang lain dengan tidak melompati antrian dan memahami pentingnya menghargai giliran.
  • Membangun keterampilan sosial: Saat mengantri, anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ini dapat membantu mereka memperluas lingkaran sosial, belajar berkomunikasi dengan orang asing, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
  • Pengalaman memecahkan masalah: Kadang-kadang, mengantri dapat menimbulkan masalah atau tantangan tertentu, seperti ketika seseorang memotong antrian atau terjadi kekacauan. Dalam situasi ini, anak dapat belajar bagaimana menemukan solusi yang tepat dan mengatasi masalah dengan baik.
  • Mengajarkan tentang mengatur waktu: Anak-anak juga dapat belajar tentang pentingnya merencanakan dan mengatur waktu ketika mengantri. Mereka dapat belajar untuk memperkirakan berapa lama mereka akan menunggu dan bagaimana menggunakan waktu mereka dengan efisien selama menunggu.
  • Menghargai hasil dari usaha: Ketika akhirnya mereka mencapai tujuan mereka setelah mengantri, anak-anak dapat merasakan rasa kepuasan dan penghargaan yang lebih besar karena mereka menyadari bahwa hasil tersebut tidak didapatkan dengan mudah, melainkan melalui usaha dan kesabaran.
Dengan demikian, meskipun mengantri mungkin terasa menjengkelkan, pengalaman ini sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak-anak, baik secara sosial maupun emosional.


Rabu, 13 Maret 2024

Mengenal 7 Pahlawan Nasional melalui Uang Kertas

 

Source: www.bi.go.id

Halooo Ayah Bunda...
Ayah Bunda pasti tau kan kalau uang kertas yang ada di Indonesia sekarang keluar versi terbarunya pada 18 Agustus 2022, walaupun untuk versi yang lama juga masih bisa digunakan.

Ayah Bunda disini sudah tau belum jika kita bisa mengenalkan Pahlawan Indonesia melalui Uang. Iya uang yang bisa kita gunakan untuk belanja dan transaksi lainnya.
Ayah Bunda bisa mengajarkan buah hati kita dirumah dengan menyebutkan bahwa di uang yang biasa untuk belanja kita itu adalah Pahlawan Indonesia. Melalui hal sederhana benda yang ada disekitar kita mampu membuat anak kita belajar tentang Wawasan Kebangsaan.

1. Uang Rp 100.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 100.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Ir. Soekarno dan Muh. Hatta, beliau merupakan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia.
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Topeng Betawi yang disandingkan gambar Pulau Raja Ampat, dan atasnya terdapat gambar Bunga Anggrek.

2. Uang Rp 50.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 50.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Ir. Djuanda Kartawidjaja.  
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Legong yang disandingkan dengan keindahan alam Pulau Komodo, dan diatasnya terdapat gambar Bunga Jepun Bali.

3. Uang Rp 20.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 20.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Dr. G.S.S.J. Ratulangi.
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Gong, yang disandingkan keindahan alam Derawan, dan diatasnya terdapat gambar Bunga Anggrek Hitam.

4. Uang Rp 10.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 10.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Frans Kaisiepo.
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Pakarena, disandingkan dengan gambar keindahan alam Taman Nasional Wakatobi, dan diatasnya terdapat gambar Bunga Cempaka Hutan Kasar.

5. Uang Rp 5.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 5.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Dr. K.H. Idham Chalid. 
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Gambyong, disandingkan dengan keindahan alam Gunung Bromo, diatasnya terdapat gambar Bunga Sedap Malam.

6. Uang Rp 2.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 2.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Mohammad Hoesni Thamrin. 
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Piring, disandingkan dengan keindahan alam Ngarai Sianok, diatasnya terdapat gambar Bunga Jeumpa.

7. Uang Rp 1.000,-

Ayah Bunda... 
Pada uang Rp. 1.000,- ini kita bisa belajar tentang Pahlawan Nasional Republik Indonesia yaitu Cut Meutia.
Selain itu juga ada gambar Garuda Pancasila disebelah kanan atas. Lalu ada Peta Kepulauan Indonesia dibawahnya.

Dibagian belakang terdapat gambar Tari Tifa, disandingkan dengan keindahan alam Banda Neira, dan diatasnya terdapat gambar Bunga Anggrek Laut. 

Bagaimana Ayah Bunda...
Dengan uang kertas kita bisa belajar tentag pahlawan dan tarian asli indonesia loh...


Selasa, 12 Maret 2024

Membiasakan Mengucap Salam, Terimakasih, Minta Maaf, dan Tolong

 


Ayah, Ibu sudahkah kita mengajarkan tiga kata ajaib pada anak? tiga kata ajaib itu terimakasih, maaf, dan tolong. Tiga kata ajaib tersebut sederhana namun sering kali terlupa. Padahal saat anak terbiasa mengucapkan tiga kata ajaib tersebut anak mendapatkan berbagai manfaat. Latar belakang mengapa anak harus diajarkan konsep seperti maaf, terima kasih, dan tolong sangat berkaitan dengan pengembangan sosial, emosional, dan moral mereka. Berikut beberapa alasan mengapa penting untuk mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak-anak:

  • Pengembangan Empati: Mengajarkan anak untuk meminta maaf atau memaafkan orang lain membantu mereka memahami perasaan dan perspektif orang lain. Ini membangun kemampuan empati mereka, yang merupakan keterampilan penting dalam hubungan sosial dan interaksi manusia.
  • Membentuk Karakter: Nilai-nilai seperti maaf, terima kasih, dan tolong membentuk karakter anak-anak. Mereka belajar untuk menghargai dan memperhatikan orang lain, serta menyadari pentingnya sikap positif dalam hubungan sosial.
  • Meningkatkan Kualitas Hubungan: Meminta maaf, mengucapkan terima kasih, dan menawarkan bantuan dapat memperkuat hubungan interpersonal. Anak-anak yang belajar untuk melakukan ini akan lebih mungkin memiliki hubungan yang sehat dan positif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan orang lain di sekitar mereka.
  • Memperkuat Keterampilan Sosial: Kemampuan untuk meminta maaf, mengucapkan terima kasih, dan menawarkan bantuan adalah bagian penting dari keterampilan sosial yang kuat. Ini membantu anak-anak menjadi individu yang lebih terampil dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan berinteraksi dengan orang lain di berbagai situasi.
  • Membangun Sikap Menghargai: Melalui pengajaran nilai-nilai ini, anak-anak belajar menghargai kontribusi orang lain dan memahami pentingnya saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih baik dan membangun masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan.
Berikut beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk mengajarkan anak-anak kata-kata "maaf", "tolong", dan "terima kasih":
  • Memberi Contoh
  • Menjelaskan Pentingnya Kata-kata tersebut
  • Peran-main
  • Penguatan Positifsuatu.
  • Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
  • Konsistensi dan Kesabaran

Senin, 04 Maret 2024

Tanggapan Parenting Kebangsaan terhadap Berita Pembunuhan Bayi yang Beredar

Menanggapi kasus viral penghilangan nyawa pada Bayi umur 9 tahun, berikut tanggapan parenting kebangsaan

Gambar orang tua bersedih karena perkembangan anak tidak sesuai ekspektasi. 

Ayah, Ibu! baru-baru ini kita mendengar sebuah berita yang sangat mengejutkan. Dimana seorang ibu yang tinggal di Sumbawa tepatnya di Desa Padasuka, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa tega melayangkan nyawa anaknya dan membuangnya ke sungai. Diduga penyebab penghilangan nyawa itu karena ibu kesal anaknya belum bisa merangkak. Ibu kerap disindir tetangga karena anak belum bisa merangkak. Sehingga secara tidak langsung ibu merasa tersinggung dan terpuruk. Ayah dan Ibu yang berbahagia, perlukah kita menanggapi apa yang dibicarakan tetangga? Perlukah kita memenuhi ekspektasi mereka? Bukankah lebih penting kita fokus kepada perkembangan buah hati kita?

 

Ayah, Ibu perlu kita ketahui bahwa perkembangan setiap anak itu tidak sama.  Setiap anak adalah individu yang unik dengan karakteristik dan kecepatan perkembangan yang berbeda. Faktor-faktor seperti genetika, lingkungan, pengasuhan, nutrisi, dan pengalaman hidup dapat memengaruhi perkembangan anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak usia dini meliputi:

  • Genetika: Faktor genetika dapat memainkan peran penting dalam menentukan kecepatan perkembangan anak. Anak-anak dapat mewarisi kemampuan tertentu atau kecenderungan genetik yang memengaruhi perkembangan mereka.
  • Lingkungan: Faktor lingkungan, termasuk kondisi rumah, interaksi dengan orang tua, dan ketersediaan stimulasi, dapat berdampak signifikan pada perkembangan anak. Lingkungan yang kaya akan rangsangan positif dapat mendukung perkembangan yang optimal.
  • Pengasuhan: Cara orang tua mendidik anak, memberikan dukungan emosional, dan memberikan panduan dalam kehidupan sehari-hari juga memainkan peran penting. Pengasuhan yang positif dan responsif dapat mempercepat perkembangan anak.
  • Nutrisi: Asupan nutrisi yang mencukupi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Gizi yang baik dapat memberikan dasar yang kuat untuk perkembangan fisik dan kognitif.
  • Kesehatan: Kesehatan anak juga dapat memengaruhi perkembangannya. Faktor-faktor seperti penyakit, infeksi, atau gangguan kesehatan lainnya dapat memperlambat perkembangan.

Meskipun ada pedoman perkembangan umum untuk setiap tahap usia, penting untuk diingat bahwa setiap anak unik. Beberapa anak mungkin maju dalam satu area perkembangan sementara mungkin memerlukan waktu lebih lama dalam area lainnya. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mendukung anak sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan perkembangan individu mereka. Jika ada keprihatinan tentang perkembangan anak, konsultasikan dengan profesional kesehatan anak atau ahli perkembangan anak untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik. 

 

Lalu bagaimana jika banyak tetangga yang memberikan komentar atau sindiran? Kembali lagi bahwa kita tidak bisa mengendalikan apa yang diluar diri kita. Tentu yang bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Maka jika terdapat orang lain yang memberikan sindiran atau komentar yang  membuat kita kurang berkenan yang dapat kita lakukan adalah tetap tenang, pahami motif pembicaraan apakah itu termasuk sindiran atau humor, tanggapi dengan humor, fokus pada diri sendiri, hindari konfrontasi yang tidak perlu, dan itu sudah melampaui batas ayah dan ibu dapat menjaga batasan dengan mereka.  

 


Minggu, 25 Februari 2024

Menyanyikan Lagu Garuda Pancasila untuk Anak Usia Dini

 

Gambar Garuda Pancasila
Ayah, Ibu saat ini anak lebih mudah mengenal lagu-lagu yang sedang viral daripada lagu kebangsaan Indonesia. Padahal lagu kebangsaan Indonesia memiliki banyak manfaat untuk anak usia dini. Misalnya Lagu Garuda Pancasila. Lagu tersebut adalah lagu yang singkat, dengan musik ceria, namun memiliki makna. Lagu tersebut mudah untuk dihafalkan anak usia dini. Namun sayangnya beberapa dari orang tua justru lupa megajarkan lagu tersebut pada anak. Padahal mengajarkan lagu Garuda Pancasila memiliki beberapa manfaat seperti: 

  1. Mengajarkan Patriotisme dan Nasionalisme: Lagu Garuda Pancasila merupakan simbol kebangsaan Indonesia. Mengajarkan anak-anak lagu ini dapat membantu mereka mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap negara mereka sejak dini. Hal ini penting untuk membentuk sikap patriotisme dan nasionalisme.
  2. Memahami Nilai-Nilai Pancasila: Lagu ini mencerminkan nilai-nilai dasar Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengajarkan lagu ini dapat membantu anak-anak memahami dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut.
  3. Identitas Bangsa: Lagu Garuda Pancasila membantu membangun identitas nasional dan meresapi keberagaman budaya Indonesia. Anak-anak dapat belajar menghargai perbedaan dan merasa bagian dari satu bangsa yang besar.
  4. Pengenalan Simbol Negara: Lagu ini merupakan bagian dari identitas nasional Indonesia, dan mengajarkannya kepada anak-anak adalah cara untuk memperkenalkan simbol-simbol negara, seperti lambang Garuda dan Pancasila. Ini membantu mereka mengenali dan menghargai simbol-simbol tersebut.
  5. Pengembangan Keterampilan Sosial: Belajar menyanyikan lagu bersama dapat menjadi kegiatan sosial yang baik. Anak-anak dapat belajar bekerja sama, mendengarkan, dan berkomunikasi dengan teman-teman sebaya mereka saat menyanyikan lagu bersama.

Dengan mengajarkan anak-anak usia dini lagu Garuda Pancasila, kita dapat membantu membentuk fondasi kuat untuk pembentukan karakter mereka, mengembangkan rasa nasionalisme, dan memupuk sikap positif terhadap negara mereka.


Selasa, 20 Februari 2024

5 Panca Karakter


Hai Ayah Bunda...

        Dalam rangka menguatkan pendidikan karakter bagi anak-anak di Kota Yogyakarta, Parenting Kebangsaan mendukung program Panca Karakter melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta. Menggunakan Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan), Parenting Kebangsaan Badan Kesatuan Banga dan Politik Kota Yogyakarta menerapkan nilai-nilai wawasan kebangsan sejak usia dini.

Panca Karakter ini adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.

Panca karakter adalah 5 karakter yang harus dimiliki dan tertanam dalam diri:

1. Religius
    Aspek religius adalah yang berkaitan dengan agama, diharapkan setiap anak mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni dengan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

     Pada Kartu SiKumbang Parenting Kebangsaan juga terdapat Tugas Perkembangan pada Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan penanaman jiwa yang religius yaitu Menyebutkan nama kegiatan ibadah; Menirukan gerakan ibadah dan doa; Tidak mengganggu orang yang sedang beribadah; Meniru sikap saat bersalaman; Memahami kapan mengucapkan salam, maaf, tolong, terima kasih; Mengetahui agama yang dianutnya;  Toleransi terhadap agama orang lain; Mengenal tata krama dan sopan santun .

2. Nasionalis 

    Aspek nasionalis adalah sikap yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

    Pada Kartu SiKumbang Parenting Kebangsaan juga terdapat Tugas Perkembangan pada Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan penanaman jiwa yang nasionalis yaitu Mendengarkan dan menyanyikan lagu daerah; Menyebutkan nama hewan asli Indonesia; Mengenal gambar pahlawan; Menyebutkan gambar garuda pnacasila; menirukan gerakan hormat pada bendera; Menyanyikan lagu nasional. Tugas perkembangan yang ada di Si Kumbang secara tidak langsung menanamkan jiwa nasionalis.

3. Mandiri

    Aspek ketiga adalah aspek mandiri, dalam penanaman aspek ini sekolah akan mengajarkan agar anak-anak agar tidak bergantung pada orang lain. Serta membantu mereka belajar mempergunakan tenaga, waktu, dan pikiran untuk mewujudkan cita-cita dan keinginannya.

    Pada Kartu SiKumbang Parenting Kebangsaan juga terdapat Tugas Perkembangan pada Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan penanaman sikap mandiri yaitu Anak mulai mencoret-coret dikertas; Mampu menggosok gigi sendiri; Menyebutkan berbagai macam kegunaan benda; Mengutarakan pendapat kepada orang lain; Mampu buang air besar dan kecil tanpa bantuan; Menceritakan kembali cerita yang pernah didengar.

    Sikap mandiri dalam Kartu Si Kumbang merupakan sikap mandiri yang dilakukan oleh anak balita usia 0-5 tahun.

4. Gotong Royong

     Aspek gotong royong, anak-anak harus mengetahui bahwa dengan gotong royong semua persoalan jika dikerjakan bersama akan jadi lebih ringan dan mudah diselesaikan. Mengerti konsep persahabatan, dan dengan ikhlas memberi bantuan untuk teman yang membutuhkan, gotong royong ini juga bisa tentang pengambilan keputusan. Anak-anak akan diajarkan bagaimana berkomitmen atas keputusan yang telah diambil bersama-sama. Mereka juga akan mengenal apa itu musyawarah untuk mufakat, tolong menolong, empati, dan solidaritas.

     Pada Kartu SiKumbang Parenting Kebangsaan juga terdapat Tugas Perkembangan pada Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan penanaman sikap gotong royong yaitu Meniru sikap saat bersalaman; Berain bersama teman; Mengutarakan pendapat kepada orang lain; Terbiasa membuang sampah pada tempatnya.

     Sikap gotong royong pada anak usia dini lebih kepada rasa peduli menjadi hal utama saat anak bermain bersama, misalnya melihat teman yang sedang kesusahan, anak tersebut langsung membantu temannya yang membutuhkan bantuan. Berbagi juga menjadi bagian dasar dalam menumbuhkan jiwa bergotong royong pada anak. Berbagi ini dapat dimulai dari hal sederhana misanya berbagi mainan, berbagi makanan, dll. Serta saat mereka terlibat ada banyak hal yang mereka bantu dan meringankan beban/kerja orang lain. Begitupun saat ia sendiri yang sedang membutuhkan bantuan, maka kehadiran bantuan temannya akan sangat bermakna baginya.

5. Integritas

     Dan yang terakhir adalah aspek integritas, poin yang satu ini menjadi nilai yang merupakan upaya menjadikan anak-anak menjadi orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. Integritas meliputi penanaman rasa tanggung jawab sebagai warga negara, dan mengajak mereka aktif terlibat dalam kehidupan sosial.

     Pada Kartu SiKumbang Parenting Kebangsaan juga terdapat Tugas Perkembangan pada Si Kumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan penanaman sikap Integritas yaitu Terbiasa membuang sampah pada tepatnya; Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai nilai sosial; Berkata jujur.

     Perlu ditanamkan sejak dini bahwa setiap orang harus konsisten dalam tindakan dan perkataan, dengan berdasarkan pada kebenaran.

     Panca Karakter tersebut harus ditanamkan sejak usia dini, dan peran orang tua juga sangat berpengaruh dalam menciptakan karakter tersebut, sama seperti penanaman wawasan kebangsaan yang diunggulkan dalam Parenting Kebangsaan yang harus kita terapkan sejak dini.

     Parenting Kebangsaan dan Panca karakter dalam kehidupan sehari-hari memang harus ditanamkan sejak dini. Kita bisa membantu memperkuat pemahaman dan karakter anak kita terkait panca karakter tersebut dimulai dari rumah. Dengan begitu sekolah bisa bersinergi menciptakan generasi masa depan yang lebih baik lagi.


Berapa Jumlah Provinsi di Indonesia ya?

 


Hallo AyahBunda…

Apakah Ayah Bunda sudah mengetahui berapa Provinsi di Indonesia?

Berikut ini beberapa Provinsi di Indonesia :

  1. Nanggroe Aceh Darussalam (Ibu Kota Banda Aceh)
  2. Sumatera Utara (Ibu Kota Medan)
  3. Sumatera Selatan (Ibu Kota Palembang)
  4. Sumatera Barat (Ibu Kota Padang)
  5. Bengkulu (Ibu Kota Bengkulu)
  6. Riau (Ibu Kota Pekanbaru)
  7. Kepulauan Riau (Ibu Kota Tanjung Pinang)
  8. Jambi (Ibu Kota Jambi)
  9. Lampung (Ibu Kota Bandar Lampung)
  10. Bangka Belitung (Ibu Kota Pangkal Pinang)
  11. Kalimantan Barat (Ibu Kota Pontianak)
  12. Kalimantan Timur (Ibu Kota Samarinda)
  13. Kalimantan Selatan (Ibu Kota Banjarbaru)
  14. Kalimantan Tengah (Ibu Kota Palangkaraya)
  15. Kalimantan Utara (Ibu Kota Tanjung Selor)
  16. Banten (Ibu Kota Serang)
  17. DKI Jakarta (Ibu Kota Jakarta)
  18. Jawa Barat (Ibu Kota Bandung)
  19. Jawa Tengah (Ibu Kota Semarang)
  20. Daerah Istimewa Yogyakarta (Ibu Kota Yogyakarta)
  21. Jawa Timur (Ibu Kota Surabaya)
  22. Bali (Ibu Kota Denpasar)
  23. Nusa Tenggara Timur (Ibu Kota Kupang)
  24. Nusa Tenggara Barat (Ibu Kota Mataram)
  25. Gorontalo (Ibu Kota Gorontalo)
  26. Sulawesi Barat (Ibu Kota Mamuju)
  27. Sulawesi Tengah (Ibu Kota Palu)
  28. Sulawesi Utara (Ibu Kota Manado)
  29. Sulawesi Tenggara (Ibu Kota Kendari)
  30. Sulawesi Selatan (Ibu Kota Makassar)
  31. Maluku Utara (Ibu Kota Sofifi)
  32. Maluku (Ibu Kota Ambon)
  33. Papua Barat (Ibu Kota Manokwari)
  34. Papua (Ibu Kota Jayapura)
  35. Papua Tengah (Ibu Kota Nabire)
  36. Papua Pegunungan (Ibu Kota Jayawijaya)
  37. Papua Selatan (Ibu Kota Merauke)
  38. Papua Barat Daya (Ibu Kota Sorong)

        Sudah disebutkan bahwa indonesia mempunyai 38 Provinsi. Sampaikan kepada anak-anak di rumah bahwa Indonesia mempunyai 38 Provinsi. Sangat banyak bukan? 

Namun, parenting kebangsaan lahir di Kota Pendidikan yaitu Kota Yogyakarta. Hayoooo siapa di sini yang lahir dan sekarang tinggal di Kota Yogyakarta ?

Yogyakarta adalah ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah berdiri sejak 1755. Sejak sebelum Indonesia merdeka, Kota Yogyakarta sudah menjadi saksi penting atas sejumlah peristiwa bersejarah di Indonesia. Salah satunya Kongres Wanita Indonesia.

        Sementara itu, pasca-kemerdekaan, Yogyakarta telah dipandang sebagai pusat perjuangan, pusat pendidikan, hingga pusat kebudayaan. Oleh sebab itu, tidak heran apabila Yogyakarta menyandang sejumlah julukan, termasuk julukan sebagai Kota Pelajar atau Kota Pendidikan.

Julukan ini diduga berasal dari banyaknya pusat-pusat pendidikan yang berdiri di Yogyakarta. Pusat-pusat pendidikan itu secara otomatis menarik minat para pelajar dari daerah lain untuk menuntut ilmu di sana. asilitas pendidikan yang lengkap akan menarik minat para pelajar untuk menuntut ilmu di kota ini.

        Dalam rangka menguatkan pendidikan karakter bagi anak-anak di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta meluncurkan program Panca Karakter. Parenting Kebangsaan akan mendukung Panca Karakter ini dalam menanamkan wawasan kepada anak usia dini. Panca Karakter ini dinilai telah mencakup semua aspek pendidikan karakter yang diharapkan dapat terbentuk dan tertanam di jiwa setiap anak. Panca Karakter ini adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.


Senin, 19 Februari 2024

Benarkah Anak Harus Mengenal Identitasnya Sejak Usia Dini?

Mengajarkan anak untuk mengenal diri sendiri. Ilustrasi Foto: cikal.go.id

Ayah, Ibu memahami identitas sendiri sejak usia dini dianggap penting dalam perkembangan anak. Pengenalan identitas mencakup pemahaman tentang nama, keluarga, budaya, dan asal usul. Hal ini membantu anak membangun rasa percaya diri, keamanan, dan koneksi emosional dengan lingkungan sekitarnya.

Selain itu, pengenalan identitas juga dapat membantu anak memahami peran mereka dalam keluarga, masyarakat, dan budaya mereka. Ini dapat membentuk dasar bagi perkembangan identitas pribadi, serta mempromosikan rasa bangga terhadap warisan budaya dan nilai-nilai keluarga.

Pentingnya mengenalkan identitas kepada anak sejak usia dini memiliki beberapa alasan yang mendasar:

  • Pembentukan Identitas Diri: Pengenalan identitas membantu anak memahami siapa mereka, termasuk nama, keluarga, dan karakteristik uniknya. Ini membentuk dasar untuk perkembangan identitas pribadi yang kuat.
  • Rasa Percaya Diri: Mengetahui dan menghargai identitasnya dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Anak yang memiliki pemahaman positif tentang dirinya cenderung lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
  • Kesejahteraan Emosional: Pemahaman identitas membantu anak merasa diterima dan dihargai dalam keluarga dan masyarakatnya. Ini berkontribusi pada kesejahteraan emosionalnya dan membantu dalam mengelola stres serta tantangan perkembangan.
  • Hubungan Sosial: Pengenalan identitas memungkinkan anak memahami peran dan hubungannya dalam keluarga dan masyarakat. Ini membantu mereka membangun hubungan sosial yang sehat dengan orang lain.
  • Penghargaan terhadap Keanekaragaman: Mengetahui identitas juga dapat membuka pintu untuk pemahaman dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya, etnis, dan latar belakang lainnya. Ini membantu membangun toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.
  • Pengenalan Warisan Budaya: Identitas sering kali terkait dengan warisan budaya. Mengenalkan anak pada asal usul keluarga dan budaya mereka membantu mempertahankan dan menghormati warisan tersebut.
  • Pengembangan Nilai dan Etika: Identitas juga terkait dengan nilai-nilai dan etika. Pengenalan ini membantu membentuk fondasi untuk perkembangan moral dan etika anak.
    Mengenalkan identitas sejak usia dini memberikan dasar yang kokoh bagi perkembangan anak, membantu mereka menjalani kehidupan dengan rasa percaya diri dan pengertian yang baik tentang siapa mereka dan bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.