Perbedaan jenis kelamin pada anak usia dini. Ilustrasi foto: disdikpora.bulelengkab.go.id
Masa usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk anak mengenal diri sendiri. Termasuk masa yang tepat untuk mengenal jenis kelamin sendiri. Mungkin tanpa kita sadari anak sudah belajar dengan sendirinya tentang mengenal jenis kelamin. Anak belajar melalui lingkungan yang ada di sekitarnya. Mengenal jenis kelamin ini merupakan awal mula anak mengenal konsep gender. Jenis kelamin manusia telah ditentukan sejak lahir. Jenis kelamin ini mengacu kepada aspek biologis manusia antara satu jenis dengan jenis lainnya. Aspek biologis terdiri dari kromosom dan gen, kadar dan fungsi hormon, serta susunan sistem reproduksi. Konsep ini akan dipahami anak dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun kita sebagai orang tua harus memastikan apakah anak telah memahami hal tersebut di usia 38 bulan. Dengan mengetahui jenis kelamin maka anak akan mengetahui hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai dengan jenis kelamin anak. Selain itu anak akan melindungi dirinya dari berbagai bentuk pelecehan seksual, diantaranya:
- Dia tidak akan melihat bagian tubuh tertentu dari masing-masing jenis kelamin
- Tidak akan menyentuh tubuh orang lain tanpa izin
- Tidak akan mengatakan atau mendengarkan suatu hal yang terkait perilaku seksual
- Akan menolak jika ada seseorang lawan jenis yang tiba-tiba menyentuhnya atau mengajaknya berhubungan
Pada usia 38 bulan ini anak juga perlu diajarkan untuk tidak telanjang dihadapan orang lain, kita juga dapat mengajarkan bagaimana berpakaian yang sopan. Menjelaskan jika bertanya mengapa ayah punya kumis sedangkan ibu tidak, mengapa ibu melahirkan sedangkan ayah tidak, dan pertanyaan lainnya yang menyangkut tentang jenis kelamin. Ayah dan ibu juga perlu mengenalkan jika laki-laki memiliki penis dan jika perempuan memiliki vagina. Saat ini biasa kita mengenalkan anggota tubuh namun justru lupa mengenalkan bagian kelamin pada anak. Terkadang kita merasa malu dan tabu mengajarkan anak sebutan alat kelamin karena takut anak akan menyebutkan hal itu di depan orang lain. Lalu kita menggunakan kiasan lain untuk anak. Hal ini justru dinilai tidak tepat karena bisa saja saat anak melihat kiasan itu di lingkungan yang ia pikirkan justru alat kelamin. Ayah ibu bisa mengajarkan alat kelamin, bagaimana cara menjaga kesehatannya, bagaimana cara membersihkannya, dan bagaimana cara menjaga keamanan serta keselamatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar