Selasa, 25 April 2023

KI HAJAR DEWANTARA : BAPAK PENDIDIKAN INDONESIA

 


  


        KI Hajar Dewantara atau nama aslinya yaitu R. Soewardi terlahir di keluarga bangsawan, tepatnya putra GPH Soerjaningrat dan cucu Pakualam III.

Lahir dari keluarga Kraton bernama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, Ki Hadjar Dewantara mengawali kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar yang memiliki ciri khas penulisan jelas dan patriotik.

Bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo, trio ini kemudian disebut tiga serangkai.

Ki Hajar Dewantara pada usia 40 tahun memutuskan menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan mengganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara itu sangat dimusuhi pemerintah kolonial Belanda karena pertanyaanya yang keras dan keterlibatan politiknya. 

Ki Hadjar divonis tanpa pengadilan bersama dua temannya, pendiri Partai India lainnya. Anda harus pergi ke pengasingan.

Untuk hukuman ini, ketiganya mengajukan deportasi ke Belanda, bukan ke tempat yang jauh di negaranya sendiri.

Pada 1913, pemerintah kolonial menyetujui hal itu.

Selama lima tahun, Ki Hadjar mengasingkan diri di Negeri Kincir Angin.

Kesempatan ini digunakan untuk mempelajari ilmu pendidikan dan pengajaran hingga akhirnya Ki Hadjar mendapat sertifikat Europeesche, berkat itu ia mendirikan lembaga pendidikan. Itu adalah titik balik dalam Pertempuran Ki Hajar.


Itulah titik balik perjuangan Ki Hadjar.

Sepulang ke tanah air, dia mendirikan Perguruan Taman Siswa pada 1922.

Taman Siswa adalah salah satu kenangan perjuangannya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Tujuan dari sekolah ini adalah untuk menciptakan nasionalisme dan mencerdaskan masyarakat Indonesia.

Pernahkah kamu mendengar semboyan “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”? Tahukah kamu bahwa semboyan tersebut pertama dicetuskan oleh sang Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara?

Perjuangannya pun bergeser dari masalah politik ke pendidikan. Tulisan-tulisan itulah yang lantas menjadi dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Karena perjuangan dan dedikasinya dalam dunia pendidikan, Ki Hadjar mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1957.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai Menteri Pendidikan yang pertama. 

Dua tahun berselang, tepatnya 28 April 1959, Ki Hadjar meninggal dunia dan dimakamkan di di Taman Wijaya Brata Yogyakarta.


Tidak ada komentar: